KENALI PENYEBAB KAPAL TERBAKAR - Kapal Laut walaupun berada di atas air tetapi mempunyai resiko akan terbakar. Dan Penyebab nya sanggup beberapa hal. Maka dari itu para pelaut di wajibkan untuk sanggup mengenal ancaman akan kebakaran di kapal.
mencegah terjadinya kebakaran di kapal yang biasanya sering terjadi. Kawan-kawan maritim, semua di antara kita niscaya sudah mengetahui bahwa cara yang terbaik untuk menangani terjadinya kebakaran di kapal yaitu dengan cara mencegahnya.
mencegah kebakaran kapal lebih ringan dilakukan daripada harus membiarkan kebakaran tersebut berlangsung. Tentunya kita harus selalu melaksanakan fire drill.
Keluarnya api dari daerah sumbernya di mana sebelumnya tidak ada api disebut dengan pengapian (ignition), sedangkan “flash” yaitu istilah yang digunakan atas terjadinya letusan api di daerah gres sebagai jawaban dari api yang ada di daerah terdekatnya atau sumber pengapian.
KENALI PENYEBAB KAPAL TERBAKAR
KAPAL TERBAKAR |
Kamar Mesin Tempat Rawan Terbakar
Pencegahan akan Kebakaran di kapal sanggup dicegah dengan menemukan secara akurat , Sumber yang paling rawan akan kebakaran salah satunya yaitu kamar mesin. Dimana kamar mesin sanggup terjadi kebocoran akan materi bakar dan minyak pelumas. Maka langkah yang harus di lakuakan yaitu memperbaikinya bila contohnya adanya kebocoran materi bakar minyak, minyak pelumas, dan gas buang, dll.
Pada kamar mesin khususnya ruang generator kapal, ancaman terbesar dari api yaitu yang berasal dari pipa yang bertekanan tinggi yang biasanya berisi materi bakar yang mengalami bocor.
Minyak yang bocor dari pipa tersebut biasanya terjadi pada suhu yang tinggi dari exhaust manifold atau indikator yang sensitif untuk mengetahui adanya api.
Oleh lantaran itu kapal harus dipasang indikator tersebut dan diperiksa oleh surveyor. Pada mesin-mesin kapal yang buatan gres ketika ini, biasanya berjenis push-type cover (jenis epilog yang ada indikator).
Namun untuk mesin-mesin yang usang biasanya tidak tersedia sehingga cukup sulit untuk memperlihatkan data kebocoran.
Kebakaran di Kapal oleh kebocoran Pipa tekanan
Saat ini, pipa materi bakar bertekanan tinggi biasanya diselubungi (sheathed) dan kebocoran biasanya terjadi pada tangki di potongan bawah mesin yang dikenal sebagai tangki materi bakar bocor (fuel leak tank).
Menjaga sistem ini sangat penting semoga selalu dalam kondisi yang baik dan biasanya dengan cara menguji alarm tangki materi bakar secara teratur bila terjadi bocor maka akan bunyi alarm.
Oleh lantaran itu perlu bagi surveyor dan masinis kapal untuk secara rutin menguji alarm tersebut ketika melaksanakan investigasi dan dilaporkan.
Kebocoran materi bakar terutama disebabkan lantaran terjadinya getaran pada pipa, klem pipa yang bergesekan dengan pipa sehingga menimbulkan keausan dan lubang,
sambungan pipa yang ada di belakang alat pengukur tekanan yang rusak diakibat oleh adanya sambungan yang sudah bau tanah (umumnya hal ini tidak terlihat secara langsung), kebocoran alat kelengkapan pada boiler (bila ada) dan insinerator dll.
Kebocoran ini yang paling umum sebagai “hot spot” api. Maka dari itu investigasi yang cermat dan terpola harus dilakukan adanya asap pada boiler dan insinerator.
Kebakaran sebagian besar dicegah dengan memperlihatkan epilog yang efektif pada permukaan yang panas menyerupai contohnya pada turbocharger, gas buang mesin induk, pipa-pipa uap dan pipa yang terdapat minyak panas. Pemeriksaan surveyor harus dilakukan.
Penutup sanggup dilakukan oleh masinis atau ABK mesin tetapi pada ketika proses docking, kontraktor yang memang seorang jago dalam hal ini sanggup melaksanakan pekerjaan ini akan lebih baik lantaran memang profesional.
Setiap kali terdapat potensi terjadinya kebocoran harus dibersihkan. Harus dibiasakan dan dibudayakan untuk menempatkan kembali segala peralatan sesudah pekerjaan selesai.
Terlepas dari itu semua, yaitu penting untuk menilik atau menguji detektor kebakaran atau api secara teratur dan berkala. Ini salah satu item investigasi ISM Code.
Alat Alat Pendeteksi kebakaran
Beberapa jenis detektor yang sering digunakan pada kapal yang harus tersedia yaitu sebagai berikut:
Detektor api (Flame detectors):
Cahaya yang dihasilkan dari api yang mempunyai frekuensi flicker dengan karakteristik sekitar 25Hz. Dengan detector api tersebut, spektrum di kisaran infra merah atau ultra violet tersebut sanggup dipantau untuk sanggup memperlihatkan alarm.
Kebakaran yang disebabkan oleh minyak umumnya tidak akan mengeluarkan asap dan jenis sensor ini lebih banyak digunakan di kapal, terutama pada tempat-tempat yang erat dengan peralatan penanganan materi bakar atau boiler, hal ini untuk memperlihatkan peringatan dini. Pada investigasi surveyor ini harus dilakukan uji fungsi.
Detector panas (Heat detectors):
Detector panas yaitu jenis detector yang mempunyai dua jenis elemen logam yang sanggup mendeteksi (terdiri dari dua strip tebal dan strip tipis). Strip tipis lebih sensitif terhadap adanya kenaikan suhu daripada trip yang tebal.
Jika tedapat kenaikan suhu yang mendadak, maka yang strip yang tipis lebih cepat merespon daripada strip yang tebal, kedua strip tersebut sanggup bersentuhan satu dengan yang lain.
Selama adanya kenaikan suhu normal kedua strip akan mengalami defleksi yang sama dan dengan demikian tidak memperlihatkan adanya sentuhan dan reaksi.
Biasanya jikalau laju kenaikan kurang dari 10oC dalam waktu setengah jam, detektor tidak aka memperlihatkan alarm.
Tetapi jikalau tingkat naik hingga 75oC atau lebih, dua strip akan bersentuhan lantaran defleksi, sehingga memicu adanya alarm.
Detektor asap (Smoke detectors):
Ada dua jenis detektor asap digunakan di kapal
1) Light obscuration type (Jenis yang sanggup mengaburkan cahaya)
2) Ionization type Liquid gas fires (cairan jenis Ionisasi atau gas kebakaran). Jenis ini tidak sanggup memperlihatkan asap awalnya tapi akan sanggup terbakar secara spontan.
Jadi detektor asap kurang begitu efektif untuk kebakaran di kapal. Detektor asap ini sebagian besar dipasang dan digunakan dalam ruang-ruang akomodasi.
Pertimbangan Pencegahan Kebakaran di Kapal
Di kamar mesin kapal, daerah pembuangan kain perca atau majun yang digunakan untuk membersihkan minyak harus dilengkapi dengan penutup.
Kain majun berminyak dihentikan tinggal tergeletak di tempat-tempat yang tidak perlu. Tempat penampungan majun harus dilengkapi dengan epilog dan harus disediakan di setiap lantai dan di kedua sisi kapal.
Pipa materi bakar minyak yang bertekanan tinggi dihentikan dikeraskan atau diperketat dalam rangka mengontrol adanya kebocoran sementara mesin kapal sedang berjalan atau beroperasi.
Ini kadang dilakukan oleh petugas mesin. Minyak dihentikan diambil selama turbocharger sedang beroperasi. Hal ini kadang terlupakan juga bagi ABK mesin.
Pipa duga yang ada di dek baik kamar mesin maupun di geladak utama harus dijaga selalu dalam keadaan tertutup. Tidak boleh dibiarkan dalam posisi terbuka.
Bila terjadi kejadian minyak tumpah dari pipa-pipa duga maka harus dilaporkan lantaran hal ini awal penyebab kapal terjadi kebakaran. (lihat SOPEP manual).
Kebocoran pipa gas buang dan kebocoran uap harus segera menjadi perhatian khusus. ABK harus berhati-hati berkaitan dengan kebakaran yang berasal dari dapur, terutama dengan selalu menjaga semua peralatan listrik dalam dapur, kabel-kabel harus terbuat dari marine kabel dan harus selalu dalam keadaan baik.
Mualim senior dan semua ABK harus selalu mengawasi dapur ketika berada di dapur lantaran ketika tersebut yaitu waktu yang sempurna untuk mengawasi kondisi dapur dan tetap dijaga secara terus menerus petugas dapur (juru masak kapal).
Salah satu cara yang paling jitu dan paten untuk pencegahan kebakaran dan efektif yaitu dengan cara patroli kebakaran.
Biasanya administrasi keselamatan kapal selalu menekankan hal ini. Tidak ada cara atau metode yang sanggup mengalahkan pemantauan fisik eksklusif atau dikenal dengan “blusukan”.
Api yang disebabkan oleh rokok juga merupakan salah satu penyebab paling umum dari kebakaran.
Semua perhatian atas ancaman rokok di kapal harus selalu dilakukan terutama aktivitas membuang rokok sembarangan (membuang puntung rokok harus dilakukan pada asbak yang berpenutup.
Bahkan ada pemilik kapal yang melarang ABK untuk merokok di atas kapalnya. Larangan yang paling keras yaitu dihentikan merokok di daerah tidur.
Pada kapal-kapal jenis tertentu, kebakaran juga sanggup disebabkan terjadi selama proses bongkar muat kargo contohnya bongkar muat kerikil bara dan minyak.
Untuk alasan ini, personel kapal harus selalu mendiskusikan karakteristik kargo dan metode pencegahan yang harus dilakukan selama pertemuan safety dan latihan mingguan. Penerapan ISM code yang efektif hal ini harus dilakukan.
Hal-hal tersebut yaitu beberapa yang perlu dipertimbangkan semoga lingkungan kapal dalam keadaan kondusif dari kebakaran kapal.
Hal tersebut bahu-membahu belum semua cara yang sanggup kita sampaikan, bahu-membahu masih ada cara-cara lainnya untuk mencegah kebakaran kapal.
Namun demikian pertimbagan tersebut di atas sanggup memperlihatkan citra singkat perihal apa yang harus dilakukan di kapal.